Langsung ke konten utama

Postingan

Cara Mengatasi XL/Axis Tidak Bisa Bayar Google Play

 Jika anda mengalami kendala pembayaran dengan XL/Axis dan segala cara di internet sudah dicoba (seperti restart, cabut SIM Card, hapus google account dan add kembali), dan bahkan anda sudah beberapa kali hubungi XL Care tapi jawabannya selalu template dan tidak solutif (memang customer care-nya tidak menolong, hehe), tapi tetap ada notifikasi bahwa XL/Axis anda tidak bisa jadi alat pembayaran dengan notifikasi " Your XL/Axis account can't be used for mobile payments. Please select a different payment method or contact XL/Axis " coba cara ini: 1. Masuk ke myXL (di beberapa HP, anda harus masuk ke GAME -> MyXL 2. Tap All Menu 3. Tap Control Balance 4. Uncheck/Toggle Off "SMS Subscription". Dan cara ini alhamdulillah berhasil di saya. Sepertinya dengan meng-On-kan SMS Subscription protection membuat Google tidak bisa sending verification. Sekali lagi, customer care-nya tidak menolong. Hehe. Jika anda terbantu dengan solusi ini, boleh dong dikomen. Pengen tahu b
Postingan terbaru

Ucapan Masyaa Allah Tabarakallah

  Ucapan ini sungguh mulia. Memuji Allah dan ada doa di dalamnya. Tapi, sekarang ada perubahan makna karena penyalahgunaan kalimat ini. Na’udzubillah. Bahkan, sekarang ada yang mengucapkannya untuk mengolok-olok kalangan tertentu, sebut saja kalangan artis baru hijrah dan sebagainya. Semuanya akan diminta pertanggungjawaban. Bahkan bisa jadi si artis itu juga akan diminta pertanggungjawabannya (sayapun juga). Khawatir saja, saking overused-nya penulisan kalimat thayyib ini di sebuah postingan media sosial, membuatnya seolah menjadi seolah slogan, alih-alih sebuah dzikir. Ucapan ini pun juga baik diucapkan untuk mencegah ‘ain juga insyaa Allah. Memuji Allah dan mendoakan keberkahan untuk yang dilihat. Wallahu a’lam.

Berantem

Saya dan istri lagi ngobrol-ngobrol selepas isya . "Neng, aku teringat kejadian waktu SD. Waktu itu ada temen les bahasa inggris ku mau berantem." Istriku, Yaya, nyimak. "Iya waktu SD aku les bahasa inggris. Meski dulu keluargaku miskin (wkwkwk), ayah sama mamak ngeusahain banget pendidikan anaknya. Jadi, waktu kelas 3 SD aku sempat les bahasa inggris. Setahun les, aku berhenti les karena masalah biaya. Terus pas kelas 5 SD ada kompetisi bahasa inggris di suatu bimbel. Siapa yang dapat peringkat 3 besar, dapat beasiswa pendidikan di situ. Aku ikut. Eh, alhamdulillah juara 2. Padahal lawanku anak-anak les semua." "Apa hubungannya ceritamu ini sama cerita temenmu mau berantem?" tanya Yaya. Ternyata Yaya sudah mencium bau-bau kesombongan dalam ceritaku. Aku kembali bercerita. "Hehehe... Sori. Jadi di bimbel tempatku dapat beasiswa, aku punya temen-temen yang pinter. Tapi, kerennya mereka itu gak nerd. Pandanganku tentang orang pintar sejak itu berubah. K

Jejak-Jejak Doa

 "Malah si adek lebih aman di perut ibunya kalau kondisinya begini," kata dr. Ratih. Di usia kandungan 22 minggu, tepatnya 16 Oktober 2020, dr. Ratih, SpOG. (dokter kandungan rutin kami)  menemukan suatu kejanggalan pada ukuran jantung janin kami. Memang, di usia kandungan 22 minggu inilah  waktu yang tepat untuk melakukan skrining organ janin. Di situ akan dilihat, apakah ada kelainan pada janin, seperti down syndrome (DS), celah bibir (sumbing), kelainan jantung, jumlah jari, dll. Balik lagi ke hasil skrining anak kami. Beliau, dr. Ratih, melihat bahwa jantung si adek dalam kandungan ini lebih besar daripada ukuran umumnya.  "Saya melihat ukuran jantung si adek lebih besar daripada umumnya. Terlihat ya jantung si adek hampir memenuhi rongga dadanya.  Normalnya, ukuran jantung itu setengah dari ukuran rongga dada. Ruang jantungnya ini terlihat 3 ruang saja. Normalnya kita punya 4 ruang jantung: serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Saya menyebut ini

Lihat Bapak Itu

Lihat bapak itu. Berdiri di pojokan bis Transjakarta, dengan pakaian lesu. Terlihat pula wajahnya yang kotor. Tangannya hitam, tapi terlihat kekar (dan kasar?). Jempolnya sibuk mengetik SMS di HP Nokia-nya. Malu-malu pula dia ingin mengajak berbicara ke orang lain bertanya "sudah di mana ini, mas?" Senyum kecut yang dia berikan, terasa sekali dia takut berbicara dengan orang yang berpakaian lebih rapi dari dirinya. Lalu lihat pula dirimu. Yang baru saja mengeluh. Menggerutu bayar uang parkir dua ribu. Kapan terakhir kali bersyukur?

Bak Matahari Baru untuk Sentra IKM Tanggulangin

Sidoarjo – Sabtu (11/11) - Pangkal Jalan Raya Kludan dari Jalan Raya Tanggulangin terlihat dipenuhi toko tas dan koper. Tidak hanya itu saja. Toko jaket dan sandal juga turut memenuhi pinggiran jalanan yang sekarang sedang direnovasi itu. Barangkali pertanyaan yang terlintas di dalam benak pendatang saat pertama datang ke sini adalah “produksi industri rumahankah? Eh atau produk impor?” Jalan Raya Kludan yang dipenuhi toko tas dan koper serta yang lainnya sedang direnovasi Tidak heran, sebab dari kaca toko saja terlihat tas-tas dengan warna-warna yang tidak mencolok seolah menunjukkan produknya terbuat dari material yang berkualitas dengan model yang elegan. Namun, ada sedikit yang membuat tempat ini kurang meyakinkan: jalanannya masih belum tertata dengan baik karena masih direnovasi. Benar begitu? Masuk langsung ke salah satu tokonya adalah usaha untuk memastikan itu semua. Mendengar kabar dari dunia maya, ada satu toko yang menjadi cikal bakal industri tas dan koper yang ke

Identifikasi Pengaruh Tinggi Bangunan Terhadap Risiko Resonansinya untuk Mengurangi Potensi Kerusakan Terhadap Gempa Bumi

“Hai, Tangguh… Malam ini kamu ada acara, nggak ? Nonton, yuk ! Aku udah sengaja beli tiket layar tancap bioskop, nih!” kata Disya padaku. Aku menoleh padanya, berpaling dari layar laptopku. Aku terdiam. Tak kusangka kalau dia ingin mengajakku menonton film. Berdua bersamanya. Sekitar 5,3 detik aku hanya diam, menatap matanya. Baru saja aku ingin menanggapi ajakannya, aku merasa gemetar. Getaran badanku terasa cukup kuat. Oh, tidak. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? “Tangguh, gempa!!!” Aku kaget. Disya berteriak padaku. Dia benar. Ternyata tidak cuma badanku yang gemetar. Tanda “EXIT” ikut bergoyang. Cangkir di samping laptopku pun juga mengeluarkan kopi. Kursi-kursi yang tidak diduduki bergetar, bergerak sendiri. Ya! Seisi kantor ternyata juga ikut bergetar. Gempa bumi! Tidak lama kemudian, datanglah seorang floor warden menginstruksikan kami untuk jangan panik dan keluar dengan tenang melalui pintu emergency menuju titik kumpul di luar gedung dan dilarang mengguna