Saya dan istri lagi ngobrol-ngobrol selepas isya . "Neng, aku teringat kejadian waktu SD. Waktu itu ada temen les bahasa inggris ku mau berantem." Istriku, Yaya, nyimak. "Iya waktu SD aku les bahasa inggris. Meski dulu keluargaku miskin (wkwkwk), ayah sama mamak ngeusahain banget pendidikan anaknya. Jadi, waktu kelas 3 SD aku sempat les bahasa inggris. Setahun les, aku berhenti les karena masalah biaya. Terus pas kelas 5 SD ada kompetisi bahasa inggris di suatu bimbel. Siapa yang dapat peringkat 3 besar, dapat beasiswa pendidikan di situ. Aku ikut. Eh, alhamdulillah juara 2. Padahal lawanku anak-anak les semua." "Apa hubungannya ceritamu ini sama cerita temenmu mau berantem?" tanya Yaya. Ternyata Yaya sudah mencium bau-bau kesombongan dalam ceritaku. Aku kembali bercerita. "Hehehe... Sori. Jadi di bimbel tempatku dapat beasiswa, aku punya temen-temen yang pinter. Tapi, kerennya mereka itu gak nerd. Pandanganku tentang orang pintar sejak itu berubah. K