Langsung ke konten utama

Loh Kok Udah Bisa Gini?

 Alhamdulillah, sekarang Ziyan, anak kami, sudah berumur 3 tahun.

Orang-orangnya menyebutnya masa threenagers. Si anak umur 3 tahun yang si paling remaja. Wkwk...

Ya, seolah anak di usia ini udah pengen cari jati diri (wkwk). Suka bertanya, suka mencari tahu apa yang terjadi jika kondisinya berlawanan dari apa yang orang tua katakan, suka juga bilang "tidak", suka mencoba hal baru. Di awal-awal terasa lucu.

"Wah, anakku sudah bisa begini ya?"

Tapi, belakangan sudah di tahap pusing juga. Menguras emosi juga.

Ziyan sudah sering sekali bilang "tidak".

"Ziyan, ayo sekarang cuci tangannya dulu."

"Tidak," Ziyan langsung main sepeda setelah pulang dari mesjid. Ya, ini masih di tahap bisa ditolerir, sih.

Pernah kami jalan-jalan, naik bus Open Top Tour-nya Transjakarta. Sudah war tiket di jam 12 malam untuk jadwal tour seminggu ke depan. Di hari H-nya, Ziyan lari ke sana ke mari, padahal di pinggir jalan raya (tepatnya di Jalan Sudirman itu). Tentu, kami kesulitan menjaganya. Ya, ini juga masih di tahap bisa ditolerir. Tapi, sampai di suatu kondisi.

"Ziyan mau naik ke atas," kata Ziyan sambil menunjuk JPO di dekat kami.

"Yaudah, sebentar aja, ya. Habis itu kita mau naik bus atap terbuka," kata ibunya Ziyan.

Sampai di atas, harusnya kami sudah turun untuk ke lounge peserta tour.

"Yuk, Ziyan. Kita ke bawah ya. Saatnya kita udah harus turun ke tempat nunggu bus atap terbukanya."

"Tidak."

Di situ otak saya langsung konslet. Wkwkwk...

"Hah? Kok 'tidak'? Hah? Apa ini?"

Soalnya tidak masuk pikiran saya, kenapa "tidak?" Emangnya mau ngapain lagi? Kan sudah tercapai naik ke JPO-nya. Yah, pikiranku begitu kusut waktu itu. Tapi, kalau diingat-ingat sekarang, ini jadi cerita lucu saja.

Akhirnya, aku mengambil cara yang kami sepertinya jarang sekali atau bahkan tidak pernah melakukannya, yaitu langsung menggendong Ziyan, dan berkata "Yuk kita turun ya".

Dan, alhamdulillah. Akhirnya, Ziyan juga senang ikut naik bus atap terbuka. Dia tertawa bahkan pas kami harus nunduk saat ngelewatin JPO yang rendah.


***


Ngingetin Ziyan untuk jalan atau naik sepeda di pinggir jalan juga susah sekali. Berkali-kali diingetin, masih saja selalu ke tengah. Ini masih ditolerir, tapi capek juga untuk ngingetinnya terus. Sampai di suatu saat, di momen yang berbeda...

"Aba wudhu dulu, ya," kataku langsung ke kamar mandi.

Ziyan ikutan masuk ke kamar mandi. Karena saya khawatir baju Ziyan basah, aku bilang, "Ziyan tunggu di luar dulu, ya."

Dan Ziyan langsung bilang "iya" dan dia langsung keluar.

Selama 5 detik, aku bengong. Kok bisa langsung bilang "iya" dan melaksanakan.

Di momen itu, ada rasa kepengen agar Ziyan bilang "tidak" dulu untuk sekadar menunjukkan dia mampu berargumen atau mampu berpikir kritis seperti biasanya.


***


Benar kata orang tua senior. Setelah aku bertanya ke salah seorang orang tua senior tentang masa apa yang paling seru bersama anak, dia menjawab "nikmatin saja semua momennya."

Saya sedikit shock ketika Ziyan langsung bilang "iya" dan melaksanakan perintah saya dan ibunya yang biasanya dia bilang "tidak" dulu.

Barakallah, Ziyan. Semoga Allah melindungi kamu.

Komentar