Langsung ke konten utama

Sepekan yang Mengesankan di KLG 2014

Bismillah.

Bisa jadi tanggal 20-26 Januari 2014 kemarin adalah hari-hari yang memiliki kesan yang serba pertama bagi Geofisika UGM 2012. Yak, waktu itu, kami Geofisika UGM 2012 (selanjutnya disebut GF '12 aja ya) baru saja melewatkan hari-yang-seharusnya-dinikmati-untuk-liburan-semester dengan Kuliah Lapangan Geologi (selanjutnya disebut KLG aja yo). Kenapa bisa jadi ini merupakan hari-hari yang memiliki kesan yang serba pertama? Karena banyak sekali kegiatan-kegiatan yang (walaupun tidak mutlak) pertama kali dilaksanakan. Contohnya mengumpulkan catatan lapangan itu malam sehabis fieldtrip, padahal biasanya, kalau kami fieldtrip, catatan lapangan itu dikumpulkan berhari-hari setelah fieldtrip-nya. Dan beberapa kegiatan lainnya yang mungkin akan diceritakan di bawah ini secara eksplisit #halah.

Kegiatan KLG ini diawali dengan persiapan keberangkatan di Hutan Biologi. Persiapan ini juga termasuk foto-foto juga. Hohohoho... Setelah persiapan di sana-sini (termasuk foto-foto) sudah puas dilaksanakan, maka berangkatlah kami dengan naik bis pariwisata yang merupakan (kalau gak salah) adalah bis pariwisata pertama yang dinaiki satu angkatan GF '12.

Tujuan KLG kami adalah Karangsambung, Kabupaten Kebumen-yang-beberapa-hari-yang-lalu-dilanda-gempa . Perjalanan menuju Karangsambung memakan waktu selama kurang lebih 3,5 jam-an. Selama perjalanan ini, saya lebih memilih untuk ngambil sikap kayang tidur di bis.

Singkat cerita, sampailah kami di Kampus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Saya turun dari bis dengan anggunnya. Layaknya adegan di film. Saya turunkan kaki dulu, lalu setelah kedua kaki menginjak tanah, kepalapun celingak-celingukan dengan elegan dan maskulin. Selang beberapa milidetik kemudian, ada suara-suara, bukan terdengar sayup, melainkan terdengar jelas: "Eh...ehh... yo bantu turuni barang-barang dari bis..eh...!!". Lalu ke-elegan-an yang tadi sempat hinggap, terbang entah kemana. #GagalJadiKeren.

Setelah siap menurunkan barang dan segala macamnya, kami pun berjalan menuju asrama masing-masing. Jadi, satu angkatan itu dibagi dua asrama. Satu untuk laki-laki, dan satunya lagi untuk perempuan. Perjalanan dari tempat turunnya kami dari bis menuju asrama cukup ...yah... bisa dibilang gak "membosankan". Jalanannya agak ..yah... naik.

Saya dapat kamar paling pojok bersama orang-orang yang punya karakter yang unik-unik. Suhari misalnya. Dia ini terkenal sebagai orang yang bisa dibilang bukan orang. Bingung? Kita sama. Kemudian ada Dua dan Nanang. Kedua orang ini hobinya senyum. Kemana-mana senyum. Terjadi apa-apa senyum. Bedanya Nanang dan Dua ini, kalau Nanang senyumnya itu halus. Kenapa halus? Karena kalau dia senyum, kebundaran matanya menjadi hilang, bahkan bisa berubah jadi garis. Ini bisa buat diri bertanya, apa si Nanang masih bisa ngeliat kalau senyum ya? Sedangkan Dua, senyumnya itu lebar. Udah gitu aja.

Nah, cerita KLG ini aku ceritakan per kegiatan besar saja ya. Cekidot.

1. Makan
Lah, kenapa makan bisa dikategorikan kegiatan besar?
Gimana nggak bisa? Wong, makannya itu loh. Biasanya saya yang makan per hari aja dijamak, lah di KLG ini malah bisa makan tiga kali sehari dengan menu yang elegan. Setiap sebelum makan, ada penampilan dari piket makan.

2. Fieldtrip
Kegiatannya sejenis fieldtrip tapi nama sebenarnya adalah Lintasan Geologi Karangsambung. Di kegiatan ini, kami disuruh melakukan identifikasi batuan dan datanya langsung dicatat di Buku Catatan Lapangan (BCL). Selain identifikasi, kami juga disuruh mengerjakan beberapa tugas khusus di STA khusus. Misal, di Lintasan Geologi Karangsambung Selatan, tepatnya di STA 3, kami disuruh untuk membuat Kolom Stratigrafi Terukur dari STA 3. Ini dilaksanakan di hari ke-2 KLG ini (kalau nggak salah). Kemudian, di hari ke-5 KLG, yang merupakan hari ke lapangan terakhir selama KLG ini, di acara Lintasan Geologi Karangsambung Selatan, tepatnya di STA 3, kami disuruh untuk mensketsa kenampakan morfologi sekitar yang unik, seperti ampiteater.
Yang menyebalkan unik dari kegiatan fieldtrip ini adalah wajibnya mengumpul BCL yang sudah berisi data-data lengkap yang diperoleh selama kegiatan ini pada malam harinya. Unik, kan? Hohoho...

3. Pemetaan Geologi
Nah, ini sebenarnya inti dari KLG ini: Buat peta Geologi. Jadi, kami dibagi 16 kelompok, dan tiap kelompok mendapat kapling yang luasnya kurang lebih 1000 m x 1000 m. Dari awal, kelompok sudah dibagi, hanya saja nomor kapling belum diperoleh. Teman sekelompok saya adalah Onil, Imam, Cendra, Herlina, dan Indah. Ada 16 kapling dengan penyebarannya ada di selatan kampus LIPI. Tiap kapling memilik kontur yang berbeda. Ada yang di bukit, ada yang di dataran rendah, dan sebagainya. Kapling 16 dan 15 adalah Kapling yang paling utara, yang kelihatannya merupakan kapling dengan kontur agak rapat, alias daerah perbukitan. Dilihat dari peta, kapling 16 dan 15 adalah kapling yang medannya tersulit dan tampaknya anak-anak GF '12 mengkhawatirkan dapat kapling ini. Yak, cara mendapatkan kapling tiap kelompok dengan mengundinya. Tiap perwakilan kelompok disuruh mengambil acak nomor kapling di kertas yang digulung. Untuk kelompok saya, teman-teman kelompok saya menyuruh saya untuk mengambil nomor undian. Entah apa dasar mereka meminta saya, yang jelas, saya sangat khawatir dapat nomor kapling 16. Jika saya dapat nomor kapling 16, saya khawatir teman-teman kelompok saya kecewa. Karena diminta untuk maju, maka saya pun maju ngambil nomor undian. Dan yolah, saya dapat nomer 16. Yak. Dapat kapling yang tampaknya banyak dikhawatirkan.

Pemetaan dilakukan dengan tracking mencari singkapan dan kemudian diidentifikasi. Dengan nomor kapling 16, kami, kelompok 16 (memang nomor kelompok dan nomor kaplingnya kebetulan sama), harus semangat dan ceria untuk tracking. Tracking dilakukan selama dua hari, yakni hari ke 3 dan 4 KLG. Di hari ketiga KLG (yang menjadi hari pertama tracking pemetaan geologi), kami, kelompok 16, ditemani satu asisten, mas Hasbi selama setengah hari. Selanjutnya, kami melakukan tracking sendiri (tanpa ditemani asisten, melainkan hanya bersama teman kelompok). Seperti yang sudah dibayangkan, medannya agak keren. Daerah perbukitan dengan pemandangan yang luar biasa. Nah, di sini saya mendapat satu hikmah dari diperolehnya nomor kapling 16: dapat pemandangan indah. Dan saya yakin, akan terasa lagi hikmah yang lainnya.

Di hari kedua, kami membagi kelompok tracking jadi dua. Jadi, hanya tiga orang-tiga orang saja melakukan tracking. Masing-masing tim, menjalankan tugasnya. Kami menemukan banyak singkapan selama dua hari ini. Jika ditotalkan dari hari pertama, kami memiliki 41 STA  (Stasiun Pengamatan). Dan ini hikmah yang lain dari mendapat nomor kapling 16.

Di malam pembuatan laporan, kami mengerjakan peta geologi dari data-data yang sudah ada dengan bimbingan asisten, Mas Hasbi. Yang elegannya, kami mengerjakan laporan dari sore sampai jam 3-4 pagi yang istirahatnya hanya sholat dan makan. Elegan sekali.

Dan selama pengerjaan laporan, saya mikir bahwa saya mendapat hikmah lain: saya mendapat asisten jenius yang baik hati #halah (jujur, agak menggelikan. hohohoho). Jadi, asisten tiap kelompok itu berdasarkan nomor kaplingnya. Kebetulan Mas Hasbi dapat tanggungjawab untuk membimbing kelompok yang memperoleh nomer kapling 16.
Dan saya sangat bersyukur, peta geologinya sudah jadi pukul 3.45 WIB.

4. Malam Terakhir
Malam terakhir diisi dengan penampilan tiap kelompok.

5. Pengumuman Nilai KLG
Dan saya mendapat hikmah lain. Dari nilai. Nggak tau, jika saya dapat kapling nomer lain, saya dapat nilai berapa.

5. Packing Pulang
Kegiatan ini diisi dengan packing. Udah gitu aja.

Sadar atau nggak sadar. Nomor 5 nya ada dua.

Udah gitu aja.


Foto:

Ini bukan lukisan (foto diambil saat tracking pemetaan geologi).
Peta Geologi yang masa pembuatannya dari sore sampai jam 3.45 WIB

Dan.....


Photo session di STA 4 saat Lintasan Geologi Karangsambung Utara di hari ke-5 KLG yang merupakan hari terakhir ke lapangan. Inilah yang namanya senyum saat terik.
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah.

Komentar