Langsung ke konten utama

Berdoa di Twitter dan/atau Facebook?

"Ya Allah, tolonglah hamba. Mudahkanlah hamba besok dalam menghadapinya." -@blabla

Kalimat di atas adalah salah satu tweet do'a. Dan ini sering terjadi di antara kita semua.

Sebenarnya, benarkah kita berdo'a dengan update status atau tweet seperi itu?

Secara pemikiran sempit, sebenarnya niatnya bagus. Tapi, cobalah berpikir, apa yang ada dalam pikiran kita sampai-sampai do'a saja yang seharusnya merupakan semacam 'curhatan' atau 'pengaduan' kita pada Allah SWT Yang Maha Mengetahui harus kita sampaikan dan disebarkan di dunia maya???

Apa yang ada dalam pemikiran kita sampai-sampai berkomunikasi dengan Allah dilakukan dengan mengetik apa yang mau disampaikan dengan tangan, dibaca semua orang, dan lain-lain?


Allah memang Maha Mengetahui. Tanpa kita berdo'a pun, Allah sudah tau apa yang menjadi keinginan kita. Do'a hanyalah sebagai senjata kita, do'a juga sebagai sarana kita untuk 'berkomunikasi' dengan Allah.

Wahai teman-teman. Sekali lagi, saya mengajak teman-teman, adik-adik, kakak-kakak, abang-abang, dan diri saya sendiri, mari berpikir. Betapa ini terlepas dari esensi do'a itu sendiri. Alangkah baiknya kita, diam, merendahkan diri, berdo'a pada Allah dengan do'a sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw.

Rasulullah saw. mengajarkan kita berdo'a dengan menengadahkan tangan, merendahkan suara, tidak tergesa-gesa, diawali dengan memuji Allah dan membaca shalawat, serta bersabar dengan doanya.
“Dikabulkan doa salah seorang dari kalian selama ia tidak terburu-buru (ingin segera dikabulkan doanya, -pent.) hingga ia berkata: “Aku telah berdoa, namun belum juga dikabulkan.” (HR. Bukhari, kitab Ad-Da‘awat, bab Yustajabu lil ‘Abd Ma Lam Ya‘jal dan Muslim no. 6869, kitab Adz-Dzikr wad Du’a, bab Bayanu Annahu Yustajabu lid Da‘i Ma Lam Ya‘jal fa Yaqulu: Da‘awtu falam Yustajab Li)
Imam Shadiq as berkata, "Setiap kali engkau ingin berdoa, hal pertama yang harus engkau lakukan adalah memuji keagungan Allah dan bertasbih kepada-Nya, setelah itu mengucapkan shalawat kepada Muhammad Saw dan keluarganya dan pada waktu itu sampaikan hajatmu kepada Allah Swt." 

Alangkah baiknya lagi kita memikirkan, sebenarnya kepada siapa kita berdoa jika doa itu dilakukan dengan update status atau tweet? Jika memang hanya untuk Allah, lagi-lagi kenapa harus ditweet atau update status.

Mohon maaf, saya tidak bisa menjelaskannya kenapa itu salah secara detail. Saya tidak bisa menjelaskannya seperti Ustadz Felixsiauw ketika menerangkan bahwa perempuan harus berhijab dengan cara sanggahan dan tanggapan. Misalnya seperti ini: 
Yang penting hatinya dulu yang dihijab bukan kepala | Hijab bukan masalah hati, tapi perintah Tuhan yang harus dilaksanakan. Insya Allah, jika sudah berhijab, hati pun akan tertuntun jadi lebih baik. (kurang lebih seperti itulah pengutaraan Ustadz Felixsiauw)



Bagaimana dengan tweet atau status seperti: "Semoga kamu sehat-sehat saja ya temanku @temanku" -@yangpunyateman

Itu tidaklah masalah karena memang biasanya dalam percakapan sehari-hari lazimnya pun memang dibenarkan. Tapi bagaimana jika dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang mengucapkan: ""Ya Allah, tolonglah hamba. Mudahkanlah hamba besok dalam menghadapinya."?

Sungguh. Tidak lazim, kan, teman-teman?

Apalagi, do’a yang di-update di twitter atau facebook itu bersifat sangat personal. Do’a yang bersifat personal seperti itu, mestinya tidak keluar dari wilayah personal juga, apalagi dalam redaksi do’anya, memanggil (mention, dalam twitter) nama Allah. Ini yang saya sebut dengan salah tempat. Meskipun Allah Maha Mengetahui isi hati seluruh manusia, Twitter dan Facebook, bukan media yang tepat. Media sosial pada dasarnya hanya diciptakan untuk berkomunikasi dengan manusia.  Bukankah ada adab berdo’a? Saya sendiri sering tidak yakin, do’a seperti itu, yang dilakukan di media sosial, sungguh-sungguh sebuah do’a atau hanya sebuah pamer masalah dan penderitaan? Sedang bersungguh-sungguh, atau dilakukan sambil lalu? Sedang tengkurep atau sambil jalan kaki? Hanya si penulis saja yang tahu. Memang, segalanya tergantung pada niat. Justru, kalau tergantung niat, bukankah sebaiknya do’a tersebut cukup diketahui diri sendiri dan Allah saja? Haruskah orang lain tahu dengan do’a kita yang sangat personal tersebut? Mengapa tidak sekalian dilakukan sungguh-sungguh, dengan adab yang benar, daripada dituliskan sebagai sebuah kicauan di twitter atau status di facebook? Saya khawatir, jangan-jangan do’a tersebut hanya berhenti sampai ke server saja karena dilakukan secara sambil lalu. Sederhana saja, orang yang berdo’a secara sungguh-sungguh, secara khusyu, dengan adab yang benar, mungkin tidak akan pernah terpikir -apalagi sempat- untuk menuliskan do’a-do’a tersebut ke dalam Twitter atau Facebook.


Paragraf di atas adalah tulisan menarik yang saya kutip dari http://mind.donnyreza.net/14112011/berdoa-di-media-sosial/. TOLONG dibaca, biar dapat aja. Hehehe


Dan ada komentar yang menarik dari artikel di atas: "Saya sependapat. Doa itu komunikasi yg sangat personal buat seorang umat kepada Rabb-nya. Dan tidak selayaknya diucapkan keras2, & di dinding social media. Nabi pun mengajarkan untuk tidak mengucapkan doa keras2. Apalagi di tulis bagai pengumuman di Media massa. Yang jelas doa di Social Media, jauh dari adab berdoa yg diajarkan oleh Rasullulah SWT."

Bagaimana dengan do'a di TV? Yah do'a di TV itu kan bukan untuk penonton secara langsung. Niatnya mengajarkan kepada penonton "Ini, loh do'a yang baik. Baik diamalkan." Masa' iya sih di TV ada ustadz-nya ngajari kita: "Ayo, penonton di rumah, ayo berdoa bersama-sama. Saya di sini memimpin doa'nya." Terus kita disuruh menghadap TV bukan menghadap kiblat. Nggak, kan? :)

Sebelum update status atau tweet do'a, pikirkan baik-baik dulu, apa tujuan kita update. Silakan, masing-masing dari kita insya Allah sudah bisa membedakan yang baik dan yang benar. Apa niat kita update begituan?

Terakhir, saya juga sangat mengharapkan nasihat dari teman-teman karena beneran deh, saya ini masih dangkal ilmunya. Hehehe... Buruk sekali jika kita mengada-ngada dalam beribadah. Semoga kita terlepas dari itu. Mari berdoa.

Komentar

  1. bener banget. Doa yang dilakukan dengan adab yang benar dan khusyuk aja belum tentu dikabulkan, gimana doa yang sambil lwt kaya di socmed gitu ya -_-

    BalasHapus
  2. setuju semuanya ane setuju sama bahasan ini... apa guna berdoa di dunia maya?
    bahkan yang lebih para ada yang bikin status fb seperti ini "jangan lupa shalat tahajjud ya teman2"
    apa coba maksudnya ini???

    mengenai berhijab setuju juga, kalo udah badan berhijab, pasti hati akan ikut berhijab juga...

    salam kenal ya..salam KK..
    berhasil jadi member ke 120 nih, kalo berkenan folbek ya

    BalasHapus
  3. AGREE!!
    berdoa itu hanya antara kita dan Tuhan.

    kadang aku jga pengen ngapdet status berbau doa kaya gitu, tapi di pikir-pikir, ngapain juga? :)
    inpire banget post-annya

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah. Semoga kita bisa menjadi lebih baik. Kasih tau tman-teman yuk :)

    BalasHapus
  5. setujuuuh. pernah baca ulasan serupa dr ust Abu Zuhriy tentang mengeluh sm berdoa d sosmed ==> https://www.facebook.com/nariezwari/posts/135463019943106
    tertamparr bgt setelahnya.

    BalasHapus
  6. Makasih banyak ya link nya udah di share :))

    BalasHapus

Posting Komentar