Langsung ke konten utama

Oh, Jadi Gini Rasanya Jadi Anak Kos. Oh...

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Benar-benar sangat senang rasanya, impianku untuk keluar dari kota Medan itu terwujud juga. Dia-lah yang mengabulkannya karena Dia Maha Mengerti dan Maha Pengasih. Allahu Akbar.

Pas SMA, aku udah gencar-gencarnya mengkhayal gimana rasanya berada di kota yang belum pernah kutempati dari lahir dan aku akan menempatinya sendirian tanpa keluarga. Khayalanku ini juga tidak biasa. Aneh sekali rasanya. Pas lagi di motor, pulang dari sekolah, aku membayangkan kalo jalan-jalan yg kulalui ini adalah jalan yg tidak pernah ku ketahui sebelumnya. "Gimana ya rasanya?" pikirku. Terlebih lagi, hampir semua jalanan di kota Medan itu sudah kulalui, jadi merasa perlu merasakan suasana jalanan yang berbeda di kota yang berbeda.

Dimulai dari percakapan dengan emakku.
"Mak, abang mau kuliah di luar kota. Pengen merantau. Pengen sekali," kataku dengan antusias.
Emakku diam sejenak, seperti ada yang meragukan baginya.
"Yaudah, terserahmu aja. Tapi emak ragu. Kamarmu aja sering berantakan. Gimana kalo kamu sendirian di sana?" kata emak.
Oke, perkataan emakku yang sangat luar biasa itu benar-benar nge-JLEB sekali. Iya juga sih. Tapi gini sebenarnya. Kamarku yang sering berantakan itu disebabkan adik-adikku juga yang sering masuk (yah, walaupun sebenarnya aku yang lebih sering. Hehehe...)

Sampai akhirnya aku berada di Jogja sekarang. Bahkan setiap aku jalan malam sendirian dengan naik motor (pinjeman sih :D) aku hampir selalu berpikir: "Wah, aku nggak di Medan. Aku di Jogja. Aku merantau. Aku sendiri. Allah mengabulkan-Nya. Semoga Allah melindungiku" kurang lebih seperti itulah.

Sekarang aku jadi anak kos. Anak kos yang punya jadwal kuliah yang lumayan aneh, tugas kuliah yg aneh, kegiatan yg aneh, kehidupan yg aneh, dan lain-lain yang aneh. Aneh kenapa? Karena ini sebenarnya asyik, tapi sebenarnya aku juga memikirkan kalo aku gak jadi anak kos gimana rasanya. Wah, aneh sekali, TAPI ASYIK.

Sekarang aku jadi anak kos. Anak kos yang mengandalkan uang kiriman dari kampung, yang membutuhkan doa orang tua, yang sangat bergantung pada-Nya.

Sekarang aku jadi anak kos. Anak kos YANG LEBIH MERINDUKAN ORANG TUA lebih dari biasanya.

Oh, jadi gini rasanya jadi anak kos. Oh jadi gini rasanya anak kos yang merindukan orang tua. Oh jadi gini rasanya anak kos yang harus mandiri.

Iya bener. Itu aku dan teman-teman kuliahku lagi pake piyama cewek. PIYAMA CEWEK!!!
Untungnya piyama yg kupake masih dalam standard normal.
Cantiknya nggak masuk akal ._.

Luar biasa dan 'nggak masuk akal'

Semangat jadi anak kos :D

Komentar

Posting Komentar