Langsung ke konten utama

Beberapa Hal Yang Kita Temukan di dalam Angkot



Benar kata kakek Spongebob: "Pengalaman adalah guru yang paling berharga"

Dan kalimat itu benar apa adanya, karena aku sendiri telah mengalami sebuah pengalaman yang telah dialami. Baru-baru ini aku naik angkot dengan teman aku. FYI: Pengalaman naik angkot ini bukan pengalaman pertama, tapi ini adalah pengalaman yang udah lama gak aku alami. Jadi jangan nganggap aku nggak pernah naik angkot #Abaikan


Jadi, pada malam hari, sekitar jam setengah 7 sore (?), aku sama Sulek menunggu kedatangan sebuah angkot. Akhirnya, setelah menunggu dengan sabarnya selama kurang lebih sekitar kira-kira 9,4 menit lebih 37 detik ditambah 2log8 milisekon, angkot yang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya pun tiba dengan anggunnya.



Kemudian, kami pun menaiki angkot tersebut dengan dimulakan mengucapkan lafadz bismillah. Ketika pant*at aku udah nyentuh bangku, aku baru sadar bahwa yang di samping aku adalah orang yang sedang merokok. Waduh. Ini gawat, konkawan. Gawat kali. Gawat segawat-gawatnya gawat. Kenapa gawat? Karena itu menunjukkan bahwa aku harus bersabar menutup hidung aku sampai orang yang merokok itu turun dari angkot.

Catatan: aku nggak suka sama asap rokok, bukan berarti aku manja atau apalah yang sejenisnya. Tapi, memang aku beneran kagak suka sama asap rokok itu. Ingat. aku nggak benci sama orang yang merokok, tapi aku nggak suka sama asapnya aja.

Jadi, menurut aku, orang yang merokok di angkot itu adalah orang yang egois. Karena, banyak orang yang nggak suka asap rokok dari orang lain walaupun dia perokok.

Jadi, beberapa hal yang agak 'keren' yang terjadi di dalam angkot itu antara lain:

1. Menemukan orang yang merokok tanpa memikirkan penumpang lainnya.
Penjelasannya udah aku utarakan di atas.

2. Mendengar percakapan yang nggak penting buat kita.
Nah, poin ini adalah salah satu hal yang menjengkelkan buat aku. Seringkali, pas di angkot, kita menemukan dua orang (biasanya cewek) sedang mengobrol dengan suara agak kuat tanpa menghiraukan para penumpang lainnya yang mau nggak mau harus ikutan mendengar percakapan yang nggak penting itu. Di sini, masalahnya sebenarnya bukan karena suaranya yang kuat, tapi isi pembicaraannya.
Misalnya, ketika dua orang ngomong kayak gini: "Eh, semalam si Bunga ketauan mencuri hape di kelas lo."
Nah, otomatis kita memikirkan si Bunga yang notabenenya sebagai tersangka pencurian hape. Di sinilah letak hal yang nggak enaknya.
Selain itu, kita juga bisa mendengar pembicaraan kayak gini: "Eh, si Ani baru putus ya. Aduh, padahal semalam dia curhat gitu sama aku kalau dia nggak mau putus. Oh, ya aku juga baru putus lo. Dan tau nggak, kucing aku boker di pasir semalam. Padahal, Sutan Syahrir pernah di penjara. Makanya, terkadang kita dibenci. Kemudian, oh ya lupa. Petani di sawah dekat rumahku makan siang di sawahnya lo." dst.... <-- percakapan yang kita dengar lama-lama semakin nggak nyambung gitu.

3. Orang yang awalnya nggak saling kenal, lama-lama bisa tukeran nomer hape di angkot

Nah, ini beneran terjadi dan aku sendiri sebagai saksinya. Kejadian ini baru saja terjadi. Dan tanpa rekayasa. Beneran apa adanya. Jadi gini, pas udah 10 menit aku dan Sulek di angkot, dan orang yang merokok turun dari angkotnya, dan tinggallah yang di dalam angkot itu cuma aku, Sulek, satu orang cewek dan supir, terjadilah sebuah peristiwa yang agak mencengangkan.

Beberapa menit setelah kami berempat (aku, Sulek, satu orang cewek, dan supir), datanglah 3 orang penumpang (satu ibu, dua orang anak kecil), mereka pasti satu keluarga. Beberapa  menit kami bertujuh masih diam. Lalu tiba-tiba terbukalah percakapan. Kita sebut ibu-ibu yang baru naik angkot tadi dengan I, dan cewek yang daritadi sama kita dengan sebutan C.

I: *manggil anaknya yang masih kecil* Nak, jangan dekat jendela. Bahaya!
C: Eh, iya, dek. Jangan. Bahaya.
I: Iya, nih. Anak-anak suka sekali lasak di dekat jendela.
C: iya sih, bu. Namanya juga anak-anak.
I: oh, ya kau orang apa?
C: orang Batak bu.

Diam sejenak. aku dan Sulek bertatapan.

I: Oh.
C: ibu orang apa ya?
I: Saya Jawa.
C: Jawa Islam atau Kristen bu?
I: Is..lam...
C: Oh, ya. Soalnya ada kan bu yang orang Jawa Kristen
I: *angguk-angguk*
C: Ibu, tinggal di mana?

aku dan Sulek bertatapan lagi.

I: ini, di S*****M*I
C: di mananya bu?
I: Gang Rahayu.
C: Oh..

Diam sejenak.

C: Di rumah Ibu pernah kedatangan Sales gitu nggak bu?
I: Nggak pernah.
C: Ibu, di rumah pake kompor gas nggak?
I: nggak. Kami nggak berani pakai kompor gas. Ada tikus di rumah soalnya. Takut pipa gas itu digerogoti tikus.
C: Ooo... ada niat mau beli kompor gas nggak?
I: Ada sih.
C: Kebetulan  ni bu, saya Sales penjual kompor gas.
I *diam*
C: *diam*
I: Gini bu. Kalo misalnya besok ada rezeki, saya mau beli kompor gas.
C: Oh, kalo gitu ibu harus jadi anggota kami dulu bu. Nanti kami akan memberi beberapa fasilitas. Di antaranya servis kompor gratis. Nanti ada biaya perbulannya.
I: Oh.. oh ya nomoer hape kau berapa?
C: ini bu. *ngasih nomor hape dan tukeran nomer*
Saya akan datang ke rumah Ibu hari Senin ini ya bu.
I: oh yaya..

Dan terjadilah, dan ibu-ibu itu dengan 2 orang anaknya pun turun dari angkot dengan meninggalkan nomor hapenya pada orang yang nggak dikenal dan akan berencana datang ke rumahnya.

Lalu cewek itu pun mulai akrab dengan beberapa penumpang lainnya. Awalnya aku sempat curiga sama ni cewek sejak dia berbicara pada ibu-ibu itu. Karena nada dia ngomong seperti seorang sales.


5. Kita menjadi lebih sedikit dewasa.

6. Terjadi Pencopetan

Kalau pencopetan yang tersangkanya di dalam angkot, kayaknya itu udah biasa ya. Tapi ada hal yang luar biasa. Yaitu pencopetnya gak di dalam angkot, tapi di luar. Bukan, ini bukan semacam dukun gitu, tapi beneran.  Jadi, pengalaman ini aku alami pas  SMP.

Aku dan dua orang temanku naik angkot. Aku duduk berhadapan dengan dua orang temanku. Nah, tiba-tiba semacam dihipnotis, aku dan yang lainnya cuma terpelongo dan bengong lihat dua orang pemuda yang lagi naik motor melaju di samping angkot kami. Pemandangan ini langsung aku lihat di depanku. Yah, di depan. Dua pemuda ini menarik kalung  dari salah seorang penumpang. Lalu, setelah kalung itu dirampas, korban pnecopetan itu dipukul keras sampai dia terjatuh di lantai angkot itu. Aku terpelongo. dan beberapa menit kemudian, aku baru sadar kalau itu adalah pencopetan. Waduh.................

Mirisnya, bukan aku yang dimarahi karena tidak sempat mencegah kejadian itu (karena aku langsung melihat kejadian itu), tapi malah temanku yang duduk di samping korban itu yang tidak melihat langsung kejadian itu dimarahi sama penumpang lainnya -_-

7. Tidak ada angka 4 di postingan ini

Komentar

  1. Point no1: SETUJU BANGET, I HATE SMOKE
    Point no2: ih iya gue juga benci tuh kalo ada yg kaya gitu apalagi kalo ada cewek2 pelajar yg kecentilan! di angkot gue udh kaya benalu yg rasanya gak enak sampe kambingpun gak mau makan -_-"
    Point ni3: NGAKAAAKK demi dah hahaha

    Haha kayaknya lumayan panjang komen gue haha :)

    BalasHapus
  2. Setuju sama ucapan "tidak benci perokok, hanya asapnya saja". Memang orang yang merokok di tempat umum itu terkadang mengesalkan (apalagi bila ada orang yg tidak bisa terkena asap rokok).

    Kalau yang tuker-tukeran nomor hape di angkot itu kq saya belum pernah merasakannya yah ? #eh

    BalasHapus
  3. itu nomer lima ko ngga ada rinciannya jadi dewasanya dimana ya??

    BalasHapus
  4. paling bete kalo ketemu sama yg No 1..
    apalagi kalo lg hujan, jendela otomatis ditutup, terus ada yg ngerokok,, kebayang donk pengapnya.. beuuhh,, rasanya pengen dilempar ke luar aja tuh org..

    BalasHapus
  5. @farid azrul: kalo tukeran nomer hape itu aku baru merasakannya.
    hahaha

    BalasHapus
  6. @uzay: jadi tambah dewasa, karena kita naik angkot. penjelasannya?
    emmm. gimana ya? :D

    @lia_my: wah, iya iya. pas hujan gitu tuh. wih...

    BalasHapus
  7. kita juga sering mendapati ledakan penumpang hingga membuat tuh angkot mau muntah, belum lagi kalau sore-sore. Penumpangnya di dominasi kaum pria yang baru pulang kerja, ngerokok keroyokan dan anak-anak sekolah yang gak kedapatan tempat duduk, juga ada anak SD sedang menyeruput es sedang ingus meleleh dengan indahnya.
    Itulah fakta yang sering bikin penumpang (maksudnya saya) jadi illfeel naik angkot.
    Apalagi kalo sopirnya matre, dikasih ongkos minta lebih dengan alasan ini itu.
    Haha :D tapi jadi berkesan perjalanannya.

    #just share

    BalasHapus
  8. Blogwalking pagi nih.. Aku suka blogmu, apalagi cursornya, Shaun The Sheep :D

    BalasHapus
  9. Ini bener banget kak!
    Paling parah itu pemerkosaan sama pencopetan-_-

    BalasHapus
  10. Awesome Blog Post information that you have shared.

    php web development

    BalasHapus

Posting Komentar