Langsung ke konten utama

Pretence 4


NB: Karena banyaknya permintaan untuk melanjutkan cerita "Pretence" ini (Sebenarnya kata "banyak" itu sama dengan 3 orang), maka gue lanjutkan deh ceritanya.


Baca cerita sebelumnya di sini, ya

"Lah, lo kok retweet twit dia yang 2 hari yang lalu juga sih? Apa lo gak malu nanti dianggap udah mantau timeline-nya Indah?" tanya Zhafran ke Genta.
"Ah, nggak. Iseng aja," kata Genta cengir.
"Nanti dia nganggap yang aneh-aneh ke lo gimana?"
"Nanti gue bilang cuma iseng ke dia. Tenang aja deh, Zhaf. Gue nggak suka dia kok," kata Genta menepuk pundak Zhafran.
"Oy, siapa yang cemburu?"

2 menit kemudian, Indah membalas twit Genta tadi.
Gue di lapangan basket, Gen RT @genta21: emang, lo dimana? RT @indahmr: yah, kehujanan

"Dia di lapangan basket," kata Genta.
"Lapangan basket mana?"
"Mana gue tau. Mungkin lapangan basket kampusnya kali."

Zhafran merasa kecewa. Saat ini dia berharap Indah juga kehujanan di acara Pameran Budaya Jepang ini bersama dirinya dan teman-temannya.

"Eh, Indah gak ngomong apa-apa tentang retweet-retweet itu?" tanya Zhafran.
"Nggak tuh."

***

Selesai acara, Zhafran, Genta, dan Dina pulang. Besok mereka juga harus ke sini. Kebetulan acaranya berlangsung selama dua hari.

"Zhaf, gimana sama Indah?" tanya Indah memecah keheningan di mobil yang daritadi tidak ada percakapan.
"Ah, lo ada-ada aja. 'Gimana' gimana maksudnya? Gue gak ngerti".
"Hahaha. Yah, perasaan lo ke dia. Cocok disebut cinta apa sekedar suka aja nih?" tanya Indah dengan senyum lebar.
"Ah, entahlah, Din. Entah kenapa gue kapok," kata Zhafran dengan senyum kecil.
"Kapok kenapa lo?" tanya Genta.
"Kapok nyebut nama dia kemarin-kemarin. Hahahaha..." kata Zhafran tertawa.
"Lo yakin perasaan lo sekarang cuma gara-gara nyebut nama dia secara ISENG itu?" Indah menekan kata "iseng".
"Oy, udah dong. Gak asyik ah," Zhafran lagi-lagi tersenyum.

Dan kemudian suasana di mobil sepi lagi.

***

Sebenarnya Zhafran takut kalau Indah merasa Genta suka sama dia. Karena nggak lazim kalau orang retweet twit yang udah basi, apalagi udah 2 jam-an gitu. Yang Zhafran harapkan adalah Indah tahu kalau dia suka sama Indah agar dia tidak repot-repot menjaga rahasia hatinya dan menjatuhkan harga dirinya yang menurutnya sangat tinggi kalau mengungkapkan rasa sukanya ke Indah. Tapi bagaimana caranya? Nggak mungkin juga kalau Indah tahu perasaan Zhafran kalau Zhafran sendiri tidak memberi tanda ke Indah.

"Wah, pikiran ini udah berlebihan?" batin Zhafran.

"Tapi, kalau sekedar memberi tanda mungkin gak salah kali, ya," batin Zhafran lagi.

Maka sejak itu Zhafran sering retweet twit Indah, namun dia masih melihat kemungkinan-kemungkinan hubungan twit itu masih ada atau tidak sama Zhafran sendiri. Misalnya dia tidak mungkin retweet twit Indah yang: "Hari ini menemani mama belanja". Kan tidak ada kemungkinan kalau Zhafran juga menemani mamanya belanja dalam waktu yang bersamaan dengan Indah.

#Bersambung ke Pretence 5

Komentar