Dulu, sewaktu gue masih kecil (emang sekarang udah besar?), gue sangat membenci yang namanya menulis. Gilak. Nulis tu capek tauk. Apalagi waktu jamannya pas SD. Pas sering"nya disuruh buat karangan. Huh. Gue males banget waktu itu. Biasanya anak SD ingusan kayak gue waktu itu nulis" kalimat yang standar banget (dan sekarang pun juga). Kayak gini nih:
Waktu saya sama keluarga pergi ke rumah nenek. Dan kami pergi jam 7 pagi. Dan hati saya sangat berdebar. Dan saya tidak sabar sampai ke rumah nenek. Dan sampailah saya ke rumah nenek. Dan saya berpelukan sama nenek. Dan kemudian nenek terjatuh. Dan nenek rupanya meninggal. Dan saya tahu kalau nenek nggak tahan cium bau badan saya. Dan saya dimarahi mama. Dan saya disuruh mandi. Dan saya mandi sama nenek yang udah nggak bergerak lagi. Wah. Hari itu sangat mengasyikkan.
Hening.
Nah, kayak gitu, tuh. Karangannya hanya beralur maju. Konfliknya seperti lelucon. Dan penyelesaiannya selalu hepi ending. Dan kebanyakan kata 'dan' nya. Huh.
Alasan lain gue nggak suka nulis dulu adalah:
1. Nulis itu capek.
Yah. Otot" jari" gue lelah setelah lama berkontraksi (cailah. Ilmiah banget). Biasanya jari gue sering berkeringat. Aneh bin ajaib .
2. Gue gak pande merangkai kata
Dulu gue bener" gak pande merangkai kata sesuai dengan suasana yang diinginkan. Contohnya: kalo gue deskripsikan utan lebat yang gelap dan menyeramkan, gini nih jadinya => hutan itu gelap. Seram. Banyak hantu. Terus tiba" ada abang tukang bakso. Radionya muteri lagu Peterpan. Sangat merdu. Peterpan adalah band yang sangat terkenal. Lagunya mudah dihafal. Tapi Ariel udah dipenjara sekarang karena kasus pencabulan dan menghamili. Pas saya tanya sama mama apa itu pencabulan, dia menjawab kalo pencabulan adalah pengecilan ukuran orang (itu mah 'pencebolan' kale).
Huh. Gak nyambung.
Nah, gue dulu bener" gak suka nulis. Tapi, taukah kamu? Apa? Kamu bukan tau? Jadi apa? Oke, gue ganti. Pembacakah kamu? (gak nyambung yo).
Eniwei, gue mo bilang sama kamu. Kalo gue sekarang suka nulis. Horeeeee...! (marching band bergemuruh. Sorak" bergemuruh. Ujan kertas turun. Semua orang tepuk tangan). Kamu pasti bertanya kenapa gue jadi suka nulis. Padahal pas gue masi ingusan (dan sekarang masi juga) gue tu anti banget sama yang namanya nulis. (untung lo gak bernama 'nulis')
Yah, itu karena nulis itu enak banget. Bukan. Nulis itu gak bisa dimakan. Sumpah. Jangan kecewa ya. Kenapa?
1. Karena gue nulis gak pake tangan lagi, eh maksudnya gak pake pensil ato pulpen lagi untuk buat suatu cerita. Sekarang gue udah bisa bermain dengan jari" imut gue untuk ngetik ria hape ato kibod komputer.
2. Karena nulis bisa buat perasaan tenang.
3. Karena nulis itu bisa menambah wawasan dan memberi wawasan.
4. Karena tulisan gue bisa dipublikasikan ke blog Muhammad Ali Imran
Nah, dipoin ke-4 diatas bener" buat gue gila. Kenapa tidak? Gara" tulisan gue bisa diposting ke blog dan dibaca orang, gue jadinya mikiri apa yang harus diposting. Ini gue pikiri setiap detik. Rasanya di kejadian" yang unik rasanya ingin gue foto. Ingin juga rasanya mewawancarai orang. Karena obsesi gue ini ketinggian, sempat gue mo foto cewek gilak yang telanjang di pinggir jalan kemaren. Tapi, gue urungkan niat gue itu. Karena gue gak mau kepala gue kenak batu dari tangan dia. Kalo Julia Perez mungkin gak papa lah.
Terus, gue juga mo foto anak remaja setengah gilak yang ngatur lalu lintas di Jln. Kejaksaan pas gue berangkat sekolah pagi", dan dia buat kacau lalu lintas. Huh. Dan lebi gilak lagi, kenapa orang" mo diatur dia, ya?
Hal yang merubah gue gara" blog ini adalah:
1. Gue jadi terobsesi untuk selalu menulis dan jadi penulis
2. Gue jadi selalu memikirkan hal" yang akan gue posting
3. Gue jadi terobsesi untuk menjadi fotografer
4. Gue jadi terobsesi untuk menjadi reporter.
Pesan gue: Ayo menulis! Maka hidupmu akan lebih terasa berwarna dan hidup
Waktu saya sama keluarga pergi ke rumah nenek. Dan kami pergi jam 7 pagi. Dan hati saya sangat berdebar. Dan saya tidak sabar sampai ke rumah nenek. Dan sampailah saya ke rumah nenek. Dan saya berpelukan sama nenek. Dan kemudian nenek terjatuh. Dan nenek rupanya meninggal. Dan saya tahu kalau nenek nggak tahan cium bau badan saya. Dan saya dimarahi mama. Dan saya disuruh mandi. Dan saya mandi sama nenek yang udah nggak bergerak lagi. Wah. Hari itu sangat mengasyikkan.
Hening.
Nah, kayak gitu, tuh. Karangannya hanya beralur maju. Konfliknya seperti lelucon. Dan penyelesaiannya selalu hepi ending. Dan kebanyakan kata 'dan' nya. Huh.
1. Nulis itu capek.
Yah. Otot" jari" gue lelah setelah lama berkontraksi (cailah. Ilmiah banget). Biasanya jari gue sering berkeringat. Aneh bin ajaib .
2. Gue gak pande merangkai kata
Dulu gue bener" gak pande merangkai kata sesuai dengan suasana yang diinginkan. Contohnya: kalo gue deskripsikan utan lebat yang gelap dan menyeramkan, gini nih jadinya => hutan itu gelap. Seram. Banyak hantu. Terus tiba" ada abang tukang bakso. Radionya muteri lagu Peterpan. Sangat merdu. Peterpan adalah band yang sangat terkenal. Lagunya mudah dihafal. Tapi Ariel udah dipenjara sekarang karena kasus pencabulan dan menghamili. Pas saya tanya sama mama apa itu pencabulan, dia menjawab kalo pencabulan adalah pengecilan ukuran orang (itu mah 'pencebolan' kale).
Huh. Gak nyambung.
Nah, gue dulu bener" gak suka nulis. Tapi, taukah kamu? Apa? Kamu bukan tau? Jadi apa? Oke, gue ganti. Pembacakah kamu? (gak nyambung yo).
Eniwei, gue mo bilang sama kamu. Kalo gue sekarang suka nulis. Horeeeee...! (marching band bergemuruh. Sorak" bergemuruh. Ujan kertas turun. Semua orang tepuk tangan). Kamu pasti bertanya kenapa gue jadi suka nulis. Padahal pas gue masi ingusan (dan sekarang masi juga) gue tu anti banget sama yang namanya nulis. (untung lo gak bernama 'nulis')
Yah, itu karena nulis itu enak banget. Bukan. Nulis itu gak bisa dimakan. Sumpah. Jangan kecewa ya. Kenapa?
1. Karena gue nulis gak pake tangan lagi, eh maksudnya gak pake pensil ato pulpen lagi untuk buat suatu cerita. Sekarang gue udah bisa bermain dengan jari" imut gue untuk ngetik ria hape ato kibod komputer.
2. Karena nulis bisa buat perasaan tenang.
3. Karena nulis itu bisa menambah wawasan dan memberi wawasan.
4. Karena tulisan gue bisa dipublikasikan ke blog Muhammad Ali Imran
Nah, dipoin ke-4 diatas bener" buat gue gila. Kenapa tidak? Gara" tulisan gue bisa diposting ke blog dan dibaca orang, gue jadinya mikiri apa yang harus diposting. Ini gue pikiri setiap detik. Rasanya di kejadian" yang unik rasanya ingin gue foto. Ingin juga rasanya mewawancarai orang. Karena obsesi gue ini ketinggian, sempat gue mo foto cewek gilak yang telanjang di pinggir jalan kemaren. Tapi, gue urungkan niat gue itu. Karena gue gak mau kepala gue kenak batu dari tangan dia. Kalo Julia Perez mungkin gak papa lah.
Terus, gue juga mo foto anak remaja setengah gilak yang ngatur lalu lintas di Jln. Kejaksaan pas gue berangkat sekolah pagi", dan dia buat kacau lalu lintas. Huh. Dan lebi gilak lagi, kenapa orang" mo diatur dia, ya?
Hal yang merubah gue gara" blog ini adalah:
1. Gue jadi terobsesi untuk selalu menulis dan jadi penulis
2. Gue jadi selalu memikirkan hal" yang akan gue posting
3. Gue jadi terobsesi untuk menjadi fotografer
4. Gue jadi terobsesi untuk menjadi reporter.
Pesan gue: Ayo menulis! Maka hidupmu akan lebih terasa berwarna dan hidup
Komentar
Posting Komentar