Arti pelajar menurut bahasa adalah orang yang belajar. Sedangkan menurut istilah adalah orang yang mencari berbagai ilmu di tempat tertentu dengan tingkatan tertentu berdasarkan waktu tertentu.
Yah, itulah pelajar. Pelajar bertugas untuk mencari ilmu dari sekian banyaknya ilmu. Di sekolah, para pelajar umumnya mempelajari Matematika, Fisika, Kimia, Sejarah dan sebagainya. Pelajar umumnya juga berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Bersaing demi mendapatkan ranking tertinggi. Tapi kadangkala, pelajar juga membagi-bagi kepintaran dalam persaingan itu. Ini tidak sehat. Tapi di artikel ini, kita tidak membicarakan hal ini.
Sesudah kita belajar keras, ke mana kita ke depannya? Mau jadi apa kita? Bagaimana cara agar cita-cita kita tercapai?
Pertanyaan-pertanyaan itu pasti terlontar dalam benak pelajar yang normal. Mau ke mana kita ya? Apa ke Gedung DPR? Apa ke Istana Merdeka? Apa ke luar negeri?
Mau jadi apa kita ya? Apa mau jadi anggota DPR? Apa mau jadi Presiden? Apa mau jadi Duta Besar Negara?
Bagaimana cara kita untuk mencapainya ya? Apa hanya belajar keras? Jawabannya saya katakan dengan tegas: "TIDAK"
Para pelajar, khususnya SMA, seharusnya tidak hanya memiliki kegiatan belajar. Tapi apa yang harus dilakukan lagi? Jawabannya adalah "Ikut Berperan Aktif Dalam Organisasi". Organisasi adalah suatu perkumpulan manusia yang terbentuk dan mempunyai struktur, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan tujuan. Dari pernyataan di atas, pasti akan timbul pertanyaan: "Apakah ikut berorganisasi bisa membuat kita kurang belajar?"
Sebenarnya, jawaban "Iya" akan muncul jika kita mempunyai pemikiran yang sempit.
Bayangkan, jika kita sudah belajar keras, tapi kita tidak mempunyai kecakapan untuk menyalurkan atau mengaplikasikan hasil belajar kita itu ke masyarakat. Tentu hasil belajar kita itu tidak ada gunanya. Nah, di organisasilah kita diajari bersikap, bertanggungjawab, bersosial, dsb.
Fakta membuktikan, kemungkinan untuk sukses lebih besar dimiliki oleh seorang pelajar yang aktif dan loyal di organisasi walaupun belajarnya tidak terlalu tinggi daripada seorang pelajar yang hanya belajar tanpa ada pengalaman berorganisasi sama sekali.
Fakta juga membuktikan bahwa kebanyakan orang yang punya nilai tinggi di sekolah, ketika dewasa paling tinggi hanya menjadi guru. Kita bukan bermaksud memandang rendah guru. Bahkan kita menganggap guru adalah pahlawan pendidikan. Guru bukan berarti pekerjaan pilihan terakhir, tapi ada juga orang yang jadi guru karena keinginannya. Ini bisa dilihat dari keikhlasannya mengajar.
Menjadi tidak berguna hasil belajar kita itu jika kita tidak mempunyai kecakapan menyampaikan, bersosial, dsb. Sia-sia juga kita sudah belajar keras, tapi kita hanya mendapat pekerjaan yang kurang. Ini karena kita tidak mempunyai kesadaran akan tanggung jawab.
Nah, di organisasilah kita diajari bertanggungjawab, bersosial, dsb.
Dengan berorganisasi, kita bisa mempunyai banyak relasi yang bisa membantu kita dalam mencari pekerjaan di masa depan. Banyak juga orang yang ketika di sekolah hanya mendapat nilai standar, tapi ketika dewasa dia menjadi pengusaha besar ataupun jadi anggota DPR. Ini semua karena mereka memiliki kecakapan bersosial, bertanggungjawab, dsb. Selain itu mereka punya banyak relasi. Itu semua tak lain dan tak bukan karena mereka ikut berorganisasi.
Jadi, marilah kita berperan di organisasi. Jangan hanya belajar, dong. Tapi, bukan berarti kita meninggalkan belajar, ya. Tetap seimbangkan kewajiban kita sebagai pelajar. Yaitu, belajar.
Komentar
Posting Komentar