Langsung ke konten utama

Dakwah. Dakwah Everywhere

yang ini sih baik :)


Ada yang bilang "Kamu nggak usah sok ceramah deh. Belum juga jadi orang yang paling baik" atau "Kamu nggak usah sok ceramah deh. Emang kamu paling baik? Hah?" atau "Kamu nggak usah sok ceramah deh. Tau apa sih?"

Hmmm... gimana respon kamu kalau kamu dapat kritikan seperti itu usai berdakwah? Biasanya sih diam aja. Ya, nggak? :D

Nah, jadi gini. Apa iya sih, dakwah itu harus jadi orang yang paling baik di antara orang yang didakwahi dulu?

Saya mencoba menjelaskan dari dalil aqli aja dulu.

Ketika kamu mengetaui sesuatu yang buruk, apakah baik untuk memendamnya saja untuk diri sendiri tanpa memberi tau orang lain? Jelas tidak, kalau kamu masih berpikir bahwa pahala dari Allah pasti ada. Orang yang berdakwah tidaklah harus jadi yang paling baik di antara orang yang didakwahi karena semua orang punya kebaikan.

Contohnya, orang yang berdakwah itu menjelaskan tentang sedekah. Tentu saja, karena dia menjelaskan tentang sedekah, dia harusnya juga senang bersedekah. Nah, karena dia sudah merasakan kehebatan sedekah, dia ingin sekali untuk memberi kabar gembira itu pada teman-temannya sehingga teman-temannya juga tertarik dengan sedekah. Tapi,  belum tentu teman-temannya adalah orang yang punya amal lebih sedikit dari si pendakwah tadi. Bisa aja, teman-temannya malah sering puasa sunah, sholat sunah.

Nah, dari sinilah kita tau bahwa ketika kita berdakwah hendaklah topik yang kita dakwahkan sesuai dengan amal kita, karena Allah membenci orang yang perkataannya berbeda dengan perbuatannya. Misalnya, ada orang yang berdakwah tentang sedekah, tapi sampai dakwahnya itu keluar darinya, dia jarang sekali bersedekah. Tapi, kalau dulunya dia jarang bersedekah, dan beberapa waktu terakhir sebelum dia berdakwah itu dia sering bersedekah, insya Allah tidak apa, karena dia sedang menuju ke arah lebih baik.
Dan dari contoh di atas tadi juga kita mengetahui bahwa tidaklah harus menjadi paling baik dulu baru boleh berdakwah karena kita punya kebaikan masing-masing. Misalnya, ada yang senang sholat sunah, dia berdakwah tentang sholat sunah agar temannya ikut sholat sunah juga, dan tidak berani dakwah tentang sedekah karena dia masih jarang bersedekah. Begitulah.

Dakwah itu hukumnya wajib.

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" (Q.S. An Nahl: 125)Kewajiban dakwah menurut Toha Jahya Omar pada ayat di atas, di dasarkan pada kata-kata ud’u yang diterjemahkan dengan ajaklah adalah fi’il amar. Menurut aturan Ushul Fiqh amar menjadi perintah wajib yang harus dipatuhi selama tidak ada dalil-dalil lain yang memalingkannya dari wajib itu kepada sunat dan lain-lainnya.dikutip dari: http://hshasibuanbotung.blogspot.com/2009/06/hukum-dakwah-dalam-al-qur-dan-hadis.html


"Apa menunggu jadi yg terbaik dulu baru dakwah? Menyadarkan orang lain itu juga membantu agar diri kita tetap tersadar dan memacu keimanan."

Jadi, mari. Jangan mencela orang yang berdakwah. Jangan mengatakan: "Udah jadi paling baik belum? Kok ceramah?", dan lain sebagainya.

Jazakumullah khairan :D

Komentar

  1. setujuu :D
    Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

    “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. wah subhanallah. kamu menyampaikan hadits nya. Syukron :D

    BalasHapus

Posting Komentar